Perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari peran besar kerajaan-kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan dan kebudayaan, seperti Sriwijaya dan Majapahit. Kedua kerajaan ini tidak hanya menjadi pusat politik dan ekonomi, tetapi juga pusat penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Bagaimana agama dan kebudayaan Hindu-Buddha menyebar ke Nusantara? Apa peran Sriwijaya dan Majapahit dalam proses ini? Berikut adalah pembahasannya.
Baca juga : les cpns online
1. Awal Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara
Hindu dan Buddha mulai masuk ke Nusantara sekitar abad ke-4 Masehi melalui jalur perdagangan. Para pedagang India, Tiongkok, dan Asia Tenggara berlayar melewati Selat Malaka, membawa barang dagangan sekaligus menyebarkan pengaruh budaya dan agama.
Teori tentang masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara meliputi:
- Teori Brahmana → Penyebaran dilakukan oleh kaum Brahmana (pendeta).
- Teori Ksatria → Dibawa oleh kaum ksatria (bangsawan) India yang mencari wilayah baru.
- Teori Waisya → Dibawa oleh para pedagang India yang menetap dan berbaur dengan penduduk lokal.
- Teori Arus Balik → Bangsawan Nusantara pergi ke India untuk belajar, lalu kembali menyebarkan ajaran Hindu-Buddha di tanah air.
2. Peran Kerajaan Sriwijaya dalam Penyebaran Buddha
Sriwijaya (abad ke-7 hingga 13 M) adalah kerajaan maritim yang berpusat di Sumatra dan dikenal sebagai pusat agama Buddha Mahayana.
Faktor Kejayaan Sriwijaya dalam Penyebaran Buddha
- Letak Strategis → Berada di jalur perdagangan Selat Malaka, sehingga mudah berinteraksi dengan pedagang dan biksu dari India, Tiongkok, dan Asia Tenggara.
- Pusat Pendidikan Agama Buddha → Sriwijaya memiliki banyak vihara dan menjadi tujuan para biksu, seperti I-Tsing, seorang biksu dari Tiongkok yang belajar di Sriwijaya sebelum ke India.
- Dukungan Raja-Raja Sriwijaya → Raja Balaputradewa sangat mendukung perkembangan Buddha dan bahkan mendirikan vihara di Nalanda, India.
Pengaruh Sriwijaya dalam Penyebaran Buddha
- Menjadi pusat pembelajaran dan pengajaran ajaran Buddha.
- Menyebarkan pengaruh Buddha ke pulau-pulau lain seperti Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
- Meninggalkan warisan budaya berupa prasasti (Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo) dan candi-candi Buddha.
Namun, kejayaan Sriwijaya mulai menurun akibat serangan Kerajaan Chola dari India dan munculnya Kerajaan Majapahit sebagai kekuatan baru.
3. Peran Kerajaan Majapahit dalam Penyebaran Hindu-Buddha
Majapahit (1293–1527 M) adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
Faktor Kejayaan Majapahit dalam Penyebaran Hindu-Buddha
- Sumpah Palapa → Gajah Mada bertekad menyatukan Nusantara, sehingga budaya dan agama Hindu-Buddha semakin tersebar luas.
- Interaksi dengan Kerajaan Hindu-Buddha Lain → Majapahit memiliki hubungan dengan kerajaan di India, Kamboja, dan Champa.
- Sistem Kepercayaan Sinkretisme → Perpaduan Hindu-Buddha dengan kearifan lokal (Kejawen) menjadikan agama lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Pengaruh Majapahit dalam Penyebaran Hindu-Buddha
- Pembangunan Candi Hindu-Buddha → Candi Penataran, Candi Tikus, dan Candi Jabung.
- Kitab-Kitab Keagamaan → Kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca) dan Sutasoma (Mpu Tantular) mengajarkan konsep Bhinneka Tunggal Ika.
- Menyebarkan Pengaruh Hingga Nusantara Timur → Bali, Sulawesi, hingga Maluku dipengaruhi ajaran Hindu-Buddha dari Majapahit.
Sayangnya, Majapahit mengalami kemunduran akibat perpecahan internal, perang saudara, dan masuknya Islam ke Nusantara.
4. Warisan Hindu-Buddha di Nusantara
Meskipun Sriwijaya dan Majapahit telah runtuh, warisan Hindu-Buddha masih dapat ditemukan dalam budaya Indonesia, seperti:
-
Candi dan Arsitektur
- Candi Borobudur (warisan Buddha terbesar di dunia).
- Candi Prambanan (candi Hindu terbesar di Indonesia).
- Relief di candi yang menggambarkan kehidupan masyarakat zaman dahulu.
-
Sistem Pemerintahan dan Hukum
- Konsep raja sebagai titisan dewa masih berpengaruh dalam kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
- Adanya sistem kasta dalam masyarakat Bali, mirip dengan sistem Hindu di India.
-
Seni dan Sastra
- Wayang kulit dengan kisah Ramayana dan Mahabharata.
- Kitab-kitab kuno seperti Negarakertagama dan Pararaton masih dipelajari hingga kini.
-
Filosofi Bhinneka Tunggal Ika
- Konsep "Bhinneka Tunggal Ika" berasal dari kitab Sutasoma yang mengajarkan persatuan dalam keberagaman, dan kini menjadi semboyan negara Indonesia.
Baca juga : bimbel cpns jakarta
Kesimpulan
Persebaran Hindu-Buddha di Nusantara tidak terlepas dari peran besar Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha dan Majapahit sebagai kerajaan Hindu-Buddha terbesar. Melalui perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan, pengaruh Hindu-Buddha menyebar luas dan membentuk banyak aspek kehidupan masyarakat Nusantara.
Meskipun saat ini Indonesia didominasi oleh Islam dan Kristen, warisan Hindu-Buddha masih melekat dalam budaya, seni, tradisi, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat hingga kini.